Untuk menambah koleksi cerpen cinta di blog Enetter.blogspot.com ini, berikut kami share lagi sebuah dongeng pendek terupdate ihwal cinta dan persahabatan yang berjudul "Kupilih Sahabat Dibanding Dia" karangan Jihan Astriningtrias.
Selain dongeng singkat bertema asmara ini, ada pula puisi cinta, puisi romantis buat pacar dan kata kata mutiara cinta. Jika anda tengah kasmaran, sangat disarankan untuk dibaca. :)
Oke bro/sis.. Penasaran menyerupai apa kisah percintaannya? Yuk kita baca bareng-bareng cerpen ini:
KUPILIH SAHABAT DIBANDING DIA
Pagi yang cerah menyapa. Burung yang indah kian bersiul, layaknya tengah membisikkan suatu kiasan kata. Geby, seorang gadis penghuni kota ‘Bandung’ terbangun sebab sang mentari begitu menyorotnya.
“Huaah… Ngantuk sekali, Kawan! Kenalkan saya Geby Hallousthycka Lora. Kalian sanggup panggil saya Geby, yah, saya sekolah di Global Astura Institute Junior High School, saya kelas 1 SMP. Sekarang, saya duduk dikelas 1-7. Kelas yang terindah yang pernah saya kenal”. Kata Geby, Si Anak yang berbadan langsing, berwajah bagus dan berambut panjang.
Geby yang tersadar hari telah benar-benar pagi pun eksklusif pergi beranjak dari kasurnya, Ia bergegas mandi dan menggunakan bajunya. “Aku, suka banget di kuncir satu, banyak yang bilang kalau saya ini tomboy. Yah, saya sih, suka-suka mereka aja, disekolahku yang sanggup disingkat GAI itu, saya punya beberapa teman. Yah, sobat sebangku ku, namanya Assyfa, dan sahabatku itu namanya Eva…” Kata Geby sambil menguncir rambutnya, dan segera berlari menuju ruang makan keluarganya.
“Ini rutinitas aku, setiap pagi, saya niscaya makan roti gunakan selai coklat dicampur nanas yang ennaaak banget!” Kata Geby sambil mengambil sehelai roti. “Kawan, hari ini hari senin, biasanya saya selalu sial di hari ini, doakan ya, semoga hari ini saya sanggup bebas dari kesialan,”. Lanjut Geby lagi.
Setelah itu pun Geby pamit kepada orangtuanya, dan Geby eksklusif menunggangi sepeda birunya sambil bersiul. Tiba-tiba, dari belakang terdengar KRIINGG… KRIINGG… KRIINGG… Sepeda Geby terhenti mendengarnya. Suara bel sepeda Marcell, seorang anak culun, berkacamata hitam, dan Berambut lepek. Pokoknya super cupu deh!
“Eh, Marcell” Kata Geby menegur Marcell yang menggendong botol minuman dilehernya. “Geby, kau tau metodenya roll depan dan roll belakang nggak sih? Aku nggak bisa, nih, Geby” Kata Marcell. “Kamu ini, apa yang kau sanggup kalau kau cuman ngomong doang, tanpa usaha?” Tanya Geby dengan maksud menawarkan semangat.
“Aku udah usaha, Geby, tapi tetap aja, roll depan dan roll belakang itu emang susah, saya nggak akan sanggup bohong deh, ihwal itu, suer, deh, By” Kata Marcell. “Terus kau mau nya gimana?” Tanya Geby sambil kembali mengayuh sepeda birunya.
“Ya, paling nggak, kau dong yang bantuin aku, kita kan teman, Geby” Kata Marcell memelas. Geby menoleh ke arah Marcell dengan wajah tak yakin. Lalu, Ia eksklusif merubah mimik mukanya. “Oke nih, teman? Janji ya, di dalam suka dan duka, tidak di izinkan cuma kalau mau diajarin rolling doang, ya?” Tanya Geby dengan nada bercanda sambil menyodorkan kelingkingnya. Marcell pun tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Geby. Lalu mereka pun meneruskan perjalanan mereka.
Yah, menyerupai biasa. Di sekolah, mereka menemukan Gheo And Gank. Mereka suka memalaki teman-teman satu sekolah. Sampai ketika Geby dan Marcell datang. “Eh, mana pajak lewat kamu? Kalau kau mau lewat, harus kasih ongkos dulu ke kita,” Kata Gheo. “Maaf, Gheo, Marcell belum ada uang, nanti ya, kalau Marcell punya uang, Marcell kasih semua ke Gheo,” Kata Marcell kekhawatiran.
Geby yang memfokuskan hal itu pun marah. Dan Ia pun eksklusif menghampiri Gheo’s Gank. “Heh, kau itu kalau berani tidak di izinkan sama yang lemah, kalau kau berani, lawan aku! Lagian, kalian kenapa, sih? Harus mungut pajak yang nggak terang kayak gini? Emang kalian pikir kalian itu siapa?” Kata Geby murka sambil menyodorkan kepalan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya tegap memegangi kerah baju Gheo.
“Iya, iya, Geby, saya minta maaf, nggak lagi-lagi deh! Tapi tidak di izinkan di pukul ya?” Kata Gheo kekhawatiran. Gheo yaitu anak yang paling badung di sekolah, bahwasanya beliau tidak mengecewakan ‘cool’, kalau dibandingkan Marcell, beliau jauh lebih keren. Dia tinggi, berkulit putih dan pipinya ‘hollow’.
@@@
Gheo pun pergi meninggalkan Geby. Geby pun duduk dibangku yang berada dibelakang nya. Bentuknya menyerupai meja taman, namun yang disayangkan, dingklik itu tidak ada di taman. “Huft, andai aja, di GAI JHS ini, tiba anak pria yang pemberani, yang sanggup memberantas Si Gheo’s Gank yang menyebalkan itu” Kata Geby di dalam hati.
Tiba-tiba, Assyfa dan Eva datang. “Kamu kenapa, By? Kok pagi-pagi mukanya sudah di tekuk begitu?” Tanya Eva. Eva itu, anaknya berambut pendek, hitam legam, kulitnya sawo matang dan menggunakan kacamata ungu yang terlihat imut+elegan kalau beliau gunakan.
“Nggak apa-apa kok, Va, saya cuma kesal sama Si Gheo CS itu, anak itu nggak ada habis-habisnya memalak belum dewasa disekolah ini! Yang ada, nanti lama-lama semua orang pada pindah dari sini,” Kata Geby mengomel.
“Iya, semoga aja lah, By, siapa tau, nanti bakal ada pangeran yang sanggup mengatasi mereka-mereka itu, entah dari kelas 3, 2 atau bahkan kelas 1, niscaya akan ada!” Kata Assyva. Kalau Assyva anaknya berbadan tinggi, langsing, putih kulitnya, matanya bulat, pokoknya perfect deh, beliau juga anaknya feminim.. Sayangnya, pipinya agak chubby *dikit.
“Amin, Ya Tuhan, semoga yang kau harapkan benar-benar terjadi ya, Syf!” Kata Geby. Akhirnya, Eva pun mengajak Assyfa dan Geby untuk masuk kelas. Ketika mereka gres beberapa langkah masuk ke kelas, tiba-tiba ada seorang lelaki yang lewat.
“Hey, beliau cool deh,” Kata Assyfa eksklusif menjerit. Geby yang tidak biasanya memiliki perasaan kepada seseorang, kali ini merasa beda. Kali ini Ia merasa, bahwa beliau mulai menyukai lelaki ini. Tapi siapa ya… Namanya?
“Eh, kata kalian, beliau cakep nggak sih?” Tanya Assyfa. “Iya, lumayan, Fa!” Kata Geby menawarkan pendapatnya. “Kayaknya, Aku suka deh, sama dia, habis, beliau keren sekali, By! Aku suka sama dia, Aku udah sering lihat dia, tapi saya belum tahu namanya” Kata Assyfa.
“Cie… Assyfa, ya udah, kalau kau suka sama dia, kau mau apa? Cari info ihwal dia? Nggak usah, saya tau tidak mengecewakan banyak ihwal dia!” Kata Eva. Sungguh kata-kata yang menciptakan Assyfa terkejut. “Serius Va? Kok kau gres bilang?” Tanya Assyfa hingga memutar badannya. Sedangkan Eva hanya menjawabnya dengan mengangguk.
“Emm… Ya udah deh, kalian ngobrol aja yah? Aku mau ke meja ku dulu,” Kata Geby. Perasaan Geby menjadi gila semenjak itu. Dia jadi berfikir bahwa Ia menyukai Si Lelaki tadi. “Rasanya saya kenal dia, saya pernah bertemu dengannya sebelum kini ini! Tapi kapan ya? Lalu dimana?” Kata Geby di dalam hati sambil berusaha mengingat-ingat.
“Oh iya, beliau kan abang kelas yang waktu pertama kali saya lihat-lihat sekolah ini! Dia yang waktu itu gunakan tas abu-abu, beliau pangeran yang waktu itu pernah bikin hati saya dag dig dug hingga sekarang, dan saya nggak nyangka, sanggup ketemu lagi sama dia,” Kata Geby mulai mengingat tokoh si pria cool ini.
Geby menjadi pendiam besar. Dia hanya terdiam tanpa memperhatikan kata-kata guru di depan kelas, Ia tidak sanggup konsentrasi akan pelajaran. Ia hanya sanggup mengingat wajah dan senyuman Si Laki-laki itu. “Siapa ya, namanya?” Ungkap keheranan Geby di dalam hatinya.
Ia terus memikirkan hal itu hingga jam pulang pun tiba. Ia berjalan dengan pandangan yang kosong. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa memfokuskan yang mana sepedanya. Ia hanya melamun. Sampai tiba-tiba…
AWWWWW………!!!!!
Suara yang amat keras terdengar dari Geby yang gres saja tergelincir kerikil kecil. Tiba-tiba, ada seseorang yang menjulurkan tangannya ke arah Geby. Geby yang semula tidak memperhatikan juluran tangan itu, seketika terpanah memfokuskan ternyata, orang yang peduli dengannya itu yaitu orang yang semenjak tadi tengah Ia pikirkan. “Makasih Kak,” Kata Geby singkat. Geby eksklusif berlari aib ke arah sepeda nya. Dan mengayuhnya kuat-kuat, hingga Ia lupa menunggu Marcell.
“La la la la la la la la la…” Nyanyian Geby yang tengah senang. Geby terus bernyanyi sambil mengayuh sepeda tanpa memfokuskan bahwa Ia menjadi pusat perhatian seluruh jalan. Ia eksklusif memarkirkan sepedanya dan terus menari sambil bernyanyi.
Ia eksklusif masuk ke kamar. “Oh, Tuhan… Rasanya saya tengah jatuh cinta!” Kata Geby berbimetode sendiri. Geby yang terlalu senang itu pun kesannya memejamkan matanya dan tersenyum indah, tertidur pulas dan bermimpi bagus rasanya. Ia tidur hingga pagi.
@@@
“Wah, kok bisa-bisa nya udah pagi saya gres bangun?” Tanya Geby pada dirinya sendiri. Dia eksklusif bersiap-siap, sesudah selesai, menyerupai biasa. Ia eksklusif pergi mengayuh sepeda birunya. “Geby! Kring Kring” Kata Marcell menghentikkan Geby yang tengah semangat pergi ke sekolah. Hari ini parah, Geby tidak memperdulikannya.
“Hay Eva, Assyfa!” Sapa Geby ketika beliau masuk ke kelas. “Kamu kenapa? Kemarin muram, kok kini hampir suram?” Tanya Eva. “Kok kau sanggup bilang saya hampir suram sih? Darimana? Aku baik dan senang kok!” Kata Geby menjelaskan bahwa dirinya dalam keadaan baik.
“By, kau tau abang kelas ganteng yang kemarin lewat di depan kelas kita?” Tanya Assyfa. “Oh, yang kemarin? Iya, saya tau, kenapa memangnya?” Tanya Geby balik. “Iya, saya rasa, saya suka sama dia, kau tau namanya?” Pernyataan dan Pertanyaan Assyfa menciptakan Geby cukup bersedih. Ia tidak menyangka, sahabatnya juga menyukai orang yang sama.
“Oh ya? Keren! Emang siapa namanya?” Tanya Geby basa-basi. “Itu, namanya tuh Devin Adrianto kalau tidak salah, beliau di panggil dengan nama Devin! Bagus kan namanya?” Tanya Assyfa. “Huh, ini parah! Aku janji, saya cukup tau aja ihwal nama kamu, Kak Devin! Aku nggak berharap sanggup suka lebih dalam lagi sama kamu,” Kata Geby di dalam hati.
Geby menjadi resah besar ketika itu. Geby benar-benar terdiam ketika itu. Dia hanya memikirkan bagaimana keadaannya dengan Assyfa jikalau Assyfa tau, saya juga menyukai Devin? Apa lisan yang akan Assyfa keluarkan nantinya? Apa beliau akan sangat murka kepadaku? Atau apa? Aku harus curhat dengan siapa?
Tiba-tiba, terlintas di pikiran Geby, “Oh iya, Si Marcell!” Kata Geby di dalam hati. Tak usang sesudah itu, bel pulang berbunyi.
@@@
“Marcell, saya mau curhat nanti sama kamu! Kamu dengar ya?!” Kata Geby. Akhirnya, Marcell dan Geby pun bersepeda bersama ke suatu lapangan luas.
“Kamu mau curhat apa, By?” Tanya Marcell. “Jadi begini, Cell! Aku suka sama seseorang, beliau itu orang yang disukai juga sama Assyfa, saya khawatir bilang ke Assyfa, kalau saya juga suka sama Devin! Menurut kau gimana?” Kata Geby mencurahkan isi hatinya.
“Geby, kalau berdasarkan Marcell sih, Geby tuh nggak usah suka-sukaan dulu, Geby mencar ilmu aja dulu! Nanti kalau mikirin laki-laki, prestasi Geby akan menurun,” Kata Marcell memberi nasehat. Geby oke dengan saran Marcell. Akhirnya, Geby pun pulang ke rumah dengan mengayuh sepedanya.
“Marcell, besok, kau ekskul nggak?” Tanya Geby sambil mengayuh sepedanya. “Enggak, saya ekskulnya hari Kamis, Geby” Kata Marcell menjelaskan. “Besok, hari pertama saya ekskul Cinemaography, kira-kira, kesan pertamanya bagaimana ya?” Tanya Geby kepada Marcell. Marcell hanya tersenyum kecil.
@@@
Pagi, hari ini hari pertama ekskul. “Geby!! Kamu kan hari ini ekskul, kau lupa ya? Kok masih tidur aja?” Tanya Mama Geby. Geby yang merasa kesiangan segera loncat ke kamar mandi. Pergi sarapan dan berangkat ekskul.
Di sekolah, Ia bertemu dengan Kak Devin. “Ya Tuhan, Aku ingin melupakan orang ini! Kenapa malah beliau yang ku temui di ekskul ini?” Tanya Geby didalam hati.
“Selamat datang, The New Crew!” Kata Kak Alfi menggucapkan selamat tiba kepada kami. Kami yang merasa anak gres pun tertegun. “Okey, kini kita akan bagi tim,” Kata Kak Alfi. “Emm… Kelompok Guizver, Geby, Devin, Halvania, Gerald, Vandra dan Arnita” Kata Kak Alfi membagi kelompok kami.
“Ya Tuhan, kenapa Kak Devin ada dikelompokku?”. Yah, semakin lama, Geby semakin erat dengan Devin. Devin pun lebih perhatian dengan Geby dibandingkan dengan perempuan yang lainnya. Sejak ketika itu, Devin jadi sering ke kelas Geby hanya sekedar mengantarkan roti sandwich dan masakan lainnya. Assyfa yang memfokuskannya cemburu. Dia pun mendekati Geby.
“Geby, saya mau tanya, kau ini bahwasanya suka atau nggak sama kak Devin?” Tanya Assyfa. “Aku… Sebenarnya, saya suka sih, Syf, tapi kau tidak di izinkan murka yah?” Kataku. “Oh, semenjak kapan kau suka?” Tanya Assyfa. “Sejak saya masih kelas enam SD. Waktu itu saya lihat-lihat sekolahan, terus saya ketemu dia, dan semenjak itu saya suka sama dia,” Kataku menjelaskan.
“Ya Ampun Geby, kenapa kau nggak bilang? Kalau kau bilang kau suka sama Devin kan, saya nggak jadi suka sama dia, By” Kata Assyfa. “Iya, Syf, tapi saya udah nggak terlalu suka kok, Syf” Kata Geby. Tiba-tiba, Devin tiba ke kelas kami.
“Emm… Geby, sanggup bimetode sebentar?” Tanya Devin memanggil Geby. Geby pun menghampiri Devin. “Ada apa Vin?” Tanya Geby. “Aku suka banget sama kamu, waktu pertama ketemu di ekskul, kau mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Devin.
Assyfa memfokuskan dari kejauhan. Mukanya keruh menahan sedih. Yah, Geby bijak. Dengan tegas, Geby menjawab. “Maaf, Kak, tapi saya nggak suka sama Kakak, saya lebih suka kita satu crew aja” Kata Geby. Assyfa yang sudah bermuka keruh merubah mimik mukanya dan ceria.
Devin pun pergi dengan muka yang sedikit kecewa. Geby pun kembali ke kelas. Assyfa eksklusif menubruk nya dengan segudang pertanyaan. “Kok kau tolak Kak Devin? Kenapa? Kamu kan suka sama dia? Aturan kau nggak usah pikirin perasaan ku, kenapa sih, kau nolak dia?” Tanya Assyfa.
Geby, hanya menjawab singkat. “Karena saya lebih peduli sahabat, dibanding kan Dia”
TAMAT
Sekian cerpen persahabatan dan cinta yang berjudul Ku Pilih Sahabat di Banding Dia karya Jihan Astriningtrias. Semoga ada nasihat yang sanggup kita pelajari dari kisah singkat asmara diatas. Baca juga cerpen lucu paling konyol atau kumpulan humor cerita lucu terupdate.
Cerita Pendek Cinta lainnya:
Selamat membaca dan tidak di izinkan lupa "like & share" ke taman-teman kalian. :)
Selain dongeng singkat bertema asmara ini, ada pula puisi cinta, puisi romantis buat pacar dan kata kata mutiara cinta. Jika anda tengah kasmaran, sangat disarankan untuk dibaca. :)
Oke bro/sis.. Penasaran menyerupai apa kisah percintaannya? Yuk kita baca bareng-bareng cerpen ini:
KUPILIH SAHABAT DIBANDING DIA
Pagi yang cerah menyapa. Burung yang indah kian bersiul, layaknya tengah membisikkan suatu kiasan kata. Geby, seorang gadis penghuni kota ‘Bandung’ terbangun sebab sang mentari begitu menyorotnya.
“Huaah… Ngantuk sekali, Kawan! Kenalkan saya Geby Hallousthycka Lora. Kalian sanggup panggil saya Geby, yah, saya sekolah di Global Astura Institute Junior High School, saya kelas 1 SMP. Sekarang, saya duduk dikelas 1-7. Kelas yang terindah yang pernah saya kenal”. Kata Geby, Si Anak yang berbadan langsing, berwajah bagus dan berambut panjang.
Geby yang tersadar hari telah benar-benar pagi pun eksklusif pergi beranjak dari kasurnya, Ia bergegas mandi dan menggunakan bajunya. “Aku, suka banget di kuncir satu, banyak yang bilang kalau saya ini tomboy. Yah, saya sih, suka-suka mereka aja, disekolahku yang sanggup disingkat GAI itu, saya punya beberapa teman. Yah, sobat sebangku ku, namanya Assyfa, dan sahabatku itu namanya Eva…” Kata Geby sambil menguncir rambutnya, dan segera berlari menuju ruang makan keluarganya.
“Ini rutinitas aku, setiap pagi, saya niscaya makan roti gunakan selai coklat dicampur nanas yang ennaaak banget!” Kata Geby sambil mengambil sehelai roti. “Kawan, hari ini hari senin, biasanya saya selalu sial di hari ini, doakan ya, semoga hari ini saya sanggup bebas dari kesialan,”. Lanjut Geby lagi.
Setelah itu pun Geby pamit kepada orangtuanya, dan Geby eksklusif menunggangi sepeda birunya sambil bersiul. Tiba-tiba, dari belakang terdengar KRIINGG… KRIINGG… KRIINGG… Sepeda Geby terhenti mendengarnya. Suara bel sepeda Marcell, seorang anak culun, berkacamata hitam, dan Berambut lepek. Pokoknya super cupu deh!
“Eh, Marcell” Kata Geby menegur Marcell yang menggendong botol minuman dilehernya. “Geby, kau tau metodenya roll depan dan roll belakang nggak sih? Aku nggak bisa, nih, Geby” Kata Marcell. “Kamu ini, apa yang kau sanggup kalau kau cuman ngomong doang, tanpa usaha?” Tanya Geby dengan maksud menawarkan semangat.
“Aku udah usaha, Geby, tapi tetap aja, roll depan dan roll belakang itu emang susah, saya nggak akan sanggup bohong deh, ihwal itu, suer, deh, By” Kata Marcell. “Terus kau mau nya gimana?” Tanya Geby sambil kembali mengayuh sepeda birunya.
“Ya, paling nggak, kau dong yang bantuin aku, kita kan teman, Geby” Kata Marcell memelas. Geby menoleh ke arah Marcell dengan wajah tak yakin. Lalu, Ia eksklusif merubah mimik mukanya. “Oke nih, teman? Janji ya, di dalam suka dan duka, tidak di izinkan cuma kalau mau diajarin rolling doang, ya?” Tanya Geby dengan nada bercanda sambil menyodorkan kelingkingnya. Marcell pun tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Geby. Lalu mereka pun meneruskan perjalanan mereka.
Yah, menyerupai biasa. Di sekolah, mereka menemukan Gheo And Gank. Mereka suka memalaki teman-teman satu sekolah. Sampai ketika Geby dan Marcell datang. “Eh, mana pajak lewat kamu? Kalau kau mau lewat, harus kasih ongkos dulu ke kita,” Kata Gheo. “Maaf, Gheo, Marcell belum ada uang, nanti ya, kalau Marcell punya uang, Marcell kasih semua ke Gheo,” Kata Marcell kekhawatiran.
Geby yang memfokuskan hal itu pun marah. Dan Ia pun eksklusif menghampiri Gheo’s Gank. “Heh, kau itu kalau berani tidak di izinkan sama yang lemah, kalau kau berani, lawan aku! Lagian, kalian kenapa, sih? Harus mungut pajak yang nggak terang kayak gini? Emang kalian pikir kalian itu siapa?” Kata Geby murka sambil menyodorkan kepalan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya tegap memegangi kerah baju Gheo.
“Iya, iya, Geby, saya minta maaf, nggak lagi-lagi deh! Tapi tidak di izinkan di pukul ya?” Kata Gheo kekhawatiran. Gheo yaitu anak yang paling badung di sekolah, bahwasanya beliau tidak mengecewakan ‘cool’, kalau dibandingkan Marcell, beliau jauh lebih keren. Dia tinggi, berkulit putih dan pipinya ‘hollow’.
@@@
Gheo pun pergi meninggalkan Geby. Geby pun duduk dibangku yang berada dibelakang nya. Bentuknya menyerupai meja taman, namun yang disayangkan, dingklik itu tidak ada di taman. “Huft, andai aja, di GAI JHS ini, tiba anak pria yang pemberani, yang sanggup memberantas Si Gheo’s Gank yang menyebalkan itu” Kata Geby di dalam hati.
Tiba-tiba, Assyfa dan Eva datang. “Kamu kenapa, By? Kok pagi-pagi mukanya sudah di tekuk begitu?” Tanya Eva. Eva itu, anaknya berambut pendek, hitam legam, kulitnya sawo matang dan menggunakan kacamata ungu yang terlihat imut+elegan kalau beliau gunakan.
“Nggak apa-apa kok, Va, saya cuma kesal sama Si Gheo CS itu, anak itu nggak ada habis-habisnya memalak belum dewasa disekolah ini! Yang ada, nanti lama-lama semua orang pada pindah dari sini,” Kata Geby mengomel.
“Iya, semoga aja lah, By, siapa tau, nanti bakal ada pangeran yang sanggup mengatasi mereka-mereka itu, entah dari kelas 3, 2 atau bahkan kelas 1, niscaya akan ada!” Kata Assyva. Kalau Assyva anaknya berbadan tinggi, langsing, putih kulitnya, matanya bulat, pokoknya perfect deh, beliau juga anaknya feminim.. Sayangnya, pipinya agak chubby *dikit.
“Amin, Ya Tuhan, semoga yang kau harapkan benar-benar terjadi ya, Syf!” Kata Geby. Akhirnya, Eva pun mengajak Assyfa dan Geby untuk masuk kelas. Ketika mereka gres beberapa langkah masuk ke kelas, tiba-tiba ada seorang lelaki yang lewat.
“Hey, beliau cool deh,” Kata Assyfa eksklusif menjerit. Geby yang tidak biasanya memiliki perasaan kepada seseorang, kali ini merasa beda. Kali ini Ia merasa, bahwa beliau mulai menyukai lelaki ini. Tapi siapa ya… Namanya?
“Eh, kata kalian, beliau cakep nggak sih?” Tanya Assyfa. “Iya, lumayan, Fa!” Kata Geby menawarkan pendapatnya. “Kayaknya, Aku suka deh, sama dia, habis, beliau keren sekali, By! Aku suka sama dia, Aku udah sering lihat dia, tapi saya belum tahu namanya” Kata Assyfa.
“Cie… Assyfa, ya udah, kalau kau suka sama dia, kau mau apa? Cari info ihwal dia? Nggak usah, saya tau tidak mengecewakan banyak ihwal dia!” Kata Eva. Sungguh kata-kata yang menciptakan Assyfa terkejut. “Serius Va? Kok kau gres bilang?” Tanya Assyfa hingga memutar badannya. Sedangkan Eva hanya menjawabnya dengan mengangguk.
“Emm… Ya udah deh, kalian ngobrol aja yah? Aku mau ke meja ku dulu,” Kata Geby. Perasaan Geby menjadi gila semenjak itu. Dia jadi berfikir bahwa Ia menyukai Si Lelaki tadi. “Rasanya saya kenal dia, saya pernah bertemu dengannya sebelum kini ini! Tapi kapan ya? Lalu dimana?” Kata Geby di dalam hati sambil berusaha mengingat-ingat.
“Oh iya, beliau kan abang kelas yang waktu pertama kali saya lihat-lihat sekolah ini! Dia yang waktu itu gunakan tas abu-abu, beliau pangeran yang waktu itu pernah bikin hati saya dag dig dug hingga sekarang, dan saya nggak nyangka, sanggup ketemu lagi sama dia,” Kata Geby mulai mengingat tokoh si pria cool ini.
Geby menjadi pendiam besar. Dia hanya terdiam tanpa memperhatikan kata-kata guru di depan kelas, Ia tidak sanggup konsentrasi akan pelajaran. Ia hanya sanggup mengingat wajah dan senyuman Si Laki-laki itu. “Siapa ya, namanya?” Ungkap keheranan Geby di dalam hatinya.
Ia terus memikirkan hal itu hingga jam pulang pun tiba. Ia berjalan dengan pandangan yang kosong. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa memfokuskan yang mana sepedanya. Ia hanya melamun. Sampai tiba-tiba…
AWWWWW………!!!!!
Suara yang amat keras terdengar dari Geby yang gres saja tergelincir kerikil kecil. Tiba-tiba, ada seseorang yang menjulurkan tangannya ke arah Geby. Geby yang semula tidak memperhatikan juluran tangan itu, seketika terpanah memfokuskan ternyata, orang yang peduli dengannya itu yaitu orang yang semenjak tadi tengah Ia pikirkan. “Makasih Kak,” Kata Geby singkat. Geby eksklusif berlari aib ke arah sepeda nya. Dan mengayuhnya kuat-kuat, hingga Ia lupa menunggu Marcell.
“La la la la la la la la la…” Nyanyian Geby yang tengah senang. Geby terus bernyanyi sambil mengayuh sepeda tanpa memfokuskan bahwa Ia menjadi pusat perhatian seluruh jalan. Ia eksklusif memarkirkan sepedanya dan terus menari sambil bernyanyi.
Ia eksklusif masuk ke kamar. “Oh, Tuhan… Rasanya saya tengah jatuh cinta!” Kata Geby berbimetode sendiri. Geby yang terlalu senang itu pun kesannya memejamkan matanya dan tersenyum indah, tertidur pulas dan bermimpi bagus rasanya. Ia tidur hingga pagi.
@@@
“Wah, kok bisa-bisa nya udah pagi saya gres bangun?” Tanya Geby pada dirinya sendiri. Dia eksklusif bersiap-siap, sesudah selesai, menyerupai biasa. Ia eksklusif pergi mengayuh sepeda birunya. “Geby! Kring Kring” Kata Marcell menghentikkan Geby yang tengah semangat pergi ke sekolah. Hari ini parah, Geby tidak memperdulikannya.
“Hay Eva, Assyfa!” Sapa Geby ketika beliau masuk ke kelas. “Kamu kenapa? Kemarin muram, kok kini hampir suram?” Tanya Eva. “Kok kau sanggup bilang saya hampir suram sih? Darimana? Aku baik dan senang kok!” Kata Geby menjelaskan bahwa dirinya dalam keadaan baik.
“By, kau tau abang kelas ganteng yang kemarin lewat di depan kelas kita?” Tanya Assyfa. “Oh, yang kemarin? Iya, saya tau, kenapa memangnya?” Tanya Geby balik. “Iya, saya rasa, saya suka sama dia, kau tau namanya?” Pernyataan dan Pertanyaan Assyfa menciptakan Geby cukup bersedih. Ia tidak menyangka, sahabatnya juga menyukai orang yang sama.
“Oh ya? Keren! Emang siapa namanya?” Tanya Geby basa-basi. “Itu, namanya tuh Devin Adrianto kalau tidak salah, beliau di panggil dengan nama Devin! Bagus kan namanya?” Tanya Assyfa. “Huh, ini parah! Aku janji, saya cukup tau aja ihwal nama kamu, Kak Devin! Aku nggak berharap sanggup suka lebih dalam lagi sama kamu,” Kata Geby di dalam hati.
Geby menjadi resah besar ketika itu. Geby benar-benar terdiam ketika itu. Dia hanya memikirkan bagaimana keadaannya dengan Assyfa jikalau Assyfa tau, saya juga menyukai Devin? Apa lisan yang akan Assyfa keluarkan nantinya? Apa beliau akan sangat murka kepadaku? Atau apa? Aku harus curhat dengan siapa?
Tiba-tiba, terlintas di pikiran Geby, “Oh iya, Si Marcell!” Kata Geby di dalam hati. Tak usang sesudah itu, bel pulang berbunyi.
@@@
“Marcell, saya mau curhat nanti sama kamu! Kamu dengar ya?!” Kata Geby. Akhirnya, Marcell dan Geby pun bersepeda bersama ke suatu lapangan luas.
“Kamu mau curhat apa, By?” Tanya Marcell. “Jadi begini, Cell! Aku suka sama seseorang, beliau itu orang yang disukai juga sama Assyfa, saya khawatir bilang ke Assyfa, kalau saya juga suka sama Devin! Menurut kau gimana?” Kata Geby mencurahkan isi hatinya.
“Geby, kalau berdasarkan Marcell sih, Geby tuh nggak usah suka-sukaan dulu, Geby mencar ilmu aja dulu! Nanti kalau mikirin laki-laki, prestasi Geby akan menurun,” Kata Marcell memberi nasehat. Geby oke dengan saran Marcell. Akhirnya, Geby pun pulang ke rumah dengan mengayuh sepedanya.
“Marcell, besok, kau ekskul nggak?” Tanya Geby sambil mengayuh sepedanya. “Enggak, saya ekskulnya hari Kamis, Geby” Kata Marcell menjelaskan. “Besok, hari pertama saya ekskul Cinemaography, kira-kira, kesan pertamanya bagaimana ya?” Tanya Geby kepada Marcell. Marcell hanya tersenyum kecil.
@@@
Pagi, hari ini hari pertama ekskul. “Geby!! Kamu kan hari ini ekskul, kau lupa ya? Kok masih tidur aja?” Tanya Mama Geby. Geby yang merasa kesiangan segera loncat ke kamar mandi. Pergi sarapan dan berangkat ekskul.
Di sekolah, Ia bertemu dengan Kak Devin. “Ya Tuhan, Aku ingin melupakan orang ini! Kenapa malah beliau yang ku temui di ekskul ini?” Tanya Geby didalam hati.
“Selamat datang, The New Crew!” Kata Kak Alfi menggucapkan selamat tiba kepada kami. Kami yang merasa anak gres pun tertegun. “Okey, kini kita akan bagi tim,” Kata Kak Alfi. “Emm… Kelompok Guizver, Geby, Devin, Halvania, Gerald, Vandra dan Arnita” Kata Kak Alfi membagi kelompok kami.
“Ya Tuhan, kenapa Kak Devin ada dikelompokku?”. Yah, semakin lama, Geby semakin erat dengan Devin. Devin pun lebih perhatian dengan Geby dibandingkan dengan perempuan yang lainnya. Sejak ketika itu, Devin jadi sering ke kelas Geby hanya sekedar mengantarkan roti sandwich dan masakan lainnya. Assyfa yang memfokuskannya cemburu. Dia pun mendekati Geby.
“Geby, saya mau tanya, kau ini bahwasanya suka atau nggak sama kak Devin?” Tanya Assyfa. “Aku… Sebenarnya, saya suka sih, Syf, tapi kau tidak di izinkan murka yah?” Kataku. “Oh, semenjak kapan kau suka?” Tanya Assyfa. “Sejak saya masih kelas enam SD. Waktu itu saya lihat-lihat sekolahan, terus saya ketemu dia, dan semenjak itu saya suka sama dia,” Kataku menjelaskan.
“Ya Ampun Geby, kenapa kau nggak bilang? Kalau kau bilang kau suka sama Devin kan, saya nggak jadi suka sama dia, By” Kata Assyfa. “Iya, Syf, tapi saya udah nggak terlalu suka kok, Syf” Kata Geby. Tiba-tiba, Devin tiba ke kelas kami.
“Emm… Geby, sanggup bimetode sebentar?” Tanya Devin memanggil Geby. Geby pun menghampiri Devin. “Ada apa Vin?” Tanya Geby. “Aku suka banget sama kamu, waktu pertama ketemu di ekskul, kau mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Devin.
Assyfa memfokuskan dari kejauhan. Mukanya keruh menahan sedih. Yah, Geby bijak. Dengan tegas, Geby menjawab. “Maaf, Kak, tapi saya nggak suka sama Kakak, saya lebih suka kita satu crew aja” Kata Geby. Assyfa yang sudah bermuka keruh merubah mimik mukanya dan ceria.
Devin pun pergi dengan muka yang sedikit kecewa. Geby pun kembali ke kelas. Assyfa eksklusif menubruk nya dengan segudang pertanyaan. “Kok kau tolak Kak Devin? Kenapa? Kamu kan suka sama dia? Aturan kau nggak usah pikirin perasaan ku, kenapa sih, kau nolak dia?” Tanya Assyfa.
Geby, hanya menjawab singkat. “Karena saya lebih peduli sahabat, dibanding kan Dia”
TAMAT
Sekian cerpen persahabatan dan cinta yang berjudul Ku Pilih Sahabat di Banding Dia karya Jihan Astriningtrias. Semoga ada nasihat yang sanggup kita pelajari dari kisah singkat asmara diatas. Baca juga cerpen lucu paling konyol atau kumpulan humor cerita lucu terupdate.
Cerita Pendek Cinta lainnya:
- Cerpen Cinta Dalam Hati
- Andai Saja Waktu itu Dapat Ku Putar Kembali
- Cerpen Cinta : Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan
- Cerpen Cinta Sedih : Semua Tinggal Kenangan
- Cerpen Cinta Sedih : Aku Ingin Tetap Melihatmu
- Cerpen Cinta Romantis : Rahasia di Balik Sang Mantan
- Cerpen Cinta Pertama: Cinta Pertamaku yang Abadi
- Cerpen Cinta Segitiga : Hati Munafik yang Berbimetode
- Cerpen Cinta Islami : Aku, Lenteraku dan Mataharinya
- Cerpen Motivasi : My Dream Comes True
Selamat membaca dan tidak di izinkan lupa "like & share" ke taman-teman kalian. :)
Advertisement