1. Cara Membuka Pidato
Pembukaan dalam berpidato mempunyai peranan yang cukup besar dalam kesuksesan berpidato. Kalau dalam pembukaan pidato sudah bagus, maka pendengar akan merasa tertarik untuk mengikuti uraian pidato selanjutnya. Jalaluddin Rachmat (1999:52-63) menyarankan beberapa hal yang sanggup dilakukan dalam membuka dan menutup pidato. Cara dan waktu yang dibutuhkan dalam membuka pidato menurutnya sangat bergantung pada topik, tujuan, situasi, khalayak, dan hubungan antara komunikator dan komunikan. Adapun cara-cara membuka pidato tersebut sanggup dipilih salah satu dari yang berikut:
- Langsung menyebutkan pokok persoalan. Komunikator menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakannya dan menawarkan kerangka pembicaraannya. Cara ini biasanya dilakukan jika topik ialah sentra perhatian khalayak.
- Melukiskan latar belakang masalah. Komunikator menjelaskan sejarah topik, membatasi perngertian, dan menyatakan masalah-masalah utamanya.
- Menghubungkan dengan kejadian mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi sentra perhatian khalayak.
- Menghubungkan dengan kejadian yang sedang diperingati.
- Menghubungkan dengan daerah komunikator berpidato.
- Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah mencakup khalayak.
- Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu
- Menguhubungkan dengan keperluan vital pendengar
- Memberikan kebanggaan pada khalayak atas prestasi mereka
- Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan
- Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan
- Menyatakan kutipan
- Menceritakan pengalaman pribadi
- Mengisahkan dongeng faktual, fiktif atau situasi hipotetis
- Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya
- Membuat humor.
Sementara itu, Hendrikus (2003:80) menawarkan beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam memulai pidato. Beberapa saran dan petunjuk tersebut adalah:
- Mulailah setenang mungkin.
- Pikirlah sesuatu yang positif untuk melenyapkan rasa takut.
- Jangan memulai pidato dengan membaca dan terikat pada teks, tetapi bicaralah bebas.
- Jangan mulai dengan meminta maaf.
- Memulai pidato dengan nada positif.
- Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar dan membuat kontak dengan mereka.
- Mulailah pidato dengan cara yang lain, tetapi menarik. Artinya tidak usah memulai dengan rumusan-rumusan umum yang selalu sama.
- Bernafaslah sedalam-dalamnya sebelum mulai berbicara.
- Mulailah berbicara, jika seluruh ruangan sudah tenang.
2. Cara Menutup Pidato
Selain pembukaan pidato, kasus penutupan pidato juga menjadi kasus yang penting. Penutup pidato paling tidak harus sanggup menjelaskan seluruh tujuan komposisi, memperkuat daya persuasi, mendorong pedoman dan tindakan yang diharapkan, membuat titik puncak dan menyebabkan kesan terakhir yang positif. Dalam sebuah pidato, dikenal dua macam cara menutup pidato yang buruk, yaitu: berhenti tiba-tiba tanpa menawarkan citra komposisi yang tepat dan berlarut-larut tanpa pengetahuan di mana harus berhenti.
Berikut ini beberapa cara menutup pidato sebagaimana yang diungkapkan oleh Rachmat (1999: 60-63):
- Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan.
- Cara yang paling gampang dalam menyimpulkan ini ialah dengan membilangnya dalam urutan satu, dua, tiga, dan seterusnya.
- Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda. Hal ini sanggup dilakukan sehabis menyebutkan ikhtisar pidato atau tanpa ikhtisar pidato.
- Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal for Action). Cara ini biasanya digunakan terutama untuk menutup pidato persuasif yang ditujukan untuk memperoleh tindakan tertentu dari khalayak.
- Mengakhiri dengan klimaks.
- Karena simpulan pidato merupakan puncak seluruh uraian, maka menuju epilog pidato sanggup dilakukan dengan uraian menjadi lebih penting dan lebih patut menerima perhatian.
- Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli.
- Kutipan sanggup menambah keindahan komposisi, asal kutipan yang digunakan tersebut ada kaitannya dengan tema yang dibicarakan atau memperlihatkan arah tindakan yang harus dilakukan.
- Menceritakan pola yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan.
- Ilustrasi ini harus berbentuk dongeng yang menarik perhatian yang menghidupkan jalannya uraian. Panjang pendeknya dongeng sanggup diubahsuaikan dengan waktu yang tersedia.
- Menerangkan maksud gotong royong eksklusif pembicara.
- Memuji dan menghargai khalayak.
- Pujian yang efektif ialah kebanggaan yang wajar, ikhlas, dan tidak berlebih-lebihan.
- Membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu.
- Kalau bukan ahli, cara menutup pidato inilah yang paling sukar dilakukan.
Sebaiknya epilog pidato diucapkan secara bebas, jangan membaca pada teks, alasannya ialah akan membawa imbas yang kurang meyakinkan. Pembicara harus mengucapkan secara bebas, dan diucapkan dengan kontak mata yang sugestif terhadap pendengar.
Baca Juga :
Contoh Pidato Lengkap
Baca Juga :
Contoh Pidato Lengkap
Advertisement