Pidato Tentang Bulan Ramadhan
Allah SWT menyebabkan bulan Ramadhan sebagai bulan pembaharuan akhlak, untuk memulai kehidupan yang baru, suasana yang baru, dan kondisi ruhaniah yang baru, yang startnya ialah bulan Ramadhan.Tiada ungkapan yang paling sempurna di ucapkan bagi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa kecuali lafadz ”Selamat menempuh hidup baru”.Semoga sanggup meraih Rahmat, Maghfiroh, dan di bebaskan dari api nerakaNya.Allahumma Amin.
Islam sebagai Agama ”Rohmatal lil `alamin”, menawarkan suport yang berpengaruh kepada pemeluknya, supaya senantiasa membangun interaksi sosial terhadap sesama.Yaitu interaksi yang di dasari rasa kasih sayang, persaudaraan, persahabatan, saling menghormati dan menghargai, tolong menolong meringankan beban, dan saling menasehati dalam mengingatkan keimanan dan ketakwaan.Sebagaimana fiman Allah dalam Al-Qur`an :
”Tolong menolonglah kau dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”.
Bulan Ramadhan ialah momen yang sempurna untuk melatih dan mengembalikan kesadaran diri, kembali kepada fitrah insan yang sensitif dan peka terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.Dengan demikian ia akan senantiasa introspeksi diri serta sanggup memproklamirkan diri bahwa ”saya hanyalah hamba Allah” dengan penuh ketawadhuan.Sehingga ia akan terhindar dari sifat takabur yang selalu menyampaikan ”saya adalah” kolam satria kesiangan dengan penuh keangkuhan dan kesombongan.Na`udzubillah min dzalik tsumma na`dzubillah.
Bulan Ramadhan ialah bulan yang mengajarkan nilai-nilai ibadah, shingga terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dancinta kepada manusia.Demikian juga nialai-nilai ibadah puasa tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin erat kepada Allah SWT, tetapi juga semakin erat kepada sesamanya.
Mengingat dan mencicipi penderitaan orang lain, menyerupai lapar dan dahaga, merupakan pengalaman kepada kita, bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain.Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan hanya sesaat dan akan segera berakhir manakala waktu maghrib telah tiba, sementara penderitaan orang lain entah hingga kapan akan berakhir.
Dari sinilah, mestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya, yang hingga sekarang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan.Puasa merupakan tradisi keagamaan yang mempunyai makna universal harus kita jadikan energi konkret bagi menguatnya pemahaman multikultural yang dimotifasi nilai-nilai Robbaniyyah (keTuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan).
Oleh alasannya ialah itu, sebagai simbol rasa solidaritas antar sesama, sanggup kita manifestasikan dalam bentuk infaq, shadaqoh, zakat fitrah, zakat mal dan lain-lainnya.Dalam skala harian, solidaritas sanggup kita wujudkan seperti: memberi makanan dan minuman untuk berbuka puasa kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Barang siapa yang menciptakan kenyang orang-orang yang berpuasa, Allah SWT akan memberinya minum dari telagaku, yang apabila ia minum satu kali saja dari minuman tersebut, ia tidak akan kehausan hingga masuk surga.”
Menunaikan zakat pada bulan Ramadhan, selain sanggup menyempurnakan ibadah puasa, juga sanggup membantu meringankan beban sesama, dan merupakan sarana pembersih harta yang kita miliki, yang pada hakekatnya milik Allah SWT, yang kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun siap di kembalikan kepada sang pemiliknya,yaitu Allah SWT.
Makin sering seseorang beribadah bersama, maka ia akan semakin mengenal siapa saja yang ada di sekitarnya, kemudian ia akan semakin tahu apa yang di butuhkan orang-orang yang ada di sekelilingnya, kesannya akan tumbuh benih-benih kepekaan sosial, serta mempunyai rasa ingin mengembangkan rasa, dan terciptalah kebersamaan ukhwah Islamiyah yang kokoh.Nilai-nilai mulia itu sanggup kita raih dari kemulyaan bulan suci Ramadhan.
Semoga kita semua sanggup menjalankan ibadah puasa dan sanggup meraih hakikat puasa Romadhan kali ini dengan penuh hikmad dan kesabaran, serta sanggup menanamkan nilai-nilai Romadhan dalam kehidupan sehari-hari.Amin Ya Robbal `Alamin.
Demikian pidato yang sanggup saya uraikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon ma`af atas segala kekurangan.
Allah SWT menyebabkan bulan Ramadhan sebagai bulan pembaharuan akhlak, untuk memulai kehidupan yang baru, suasana yang baru, dan kondisi ruhaniah yang baru, yang startnya ialah bulan Ramadhan.Tiada ungkapan yang paling sempurna di ucapkan bagi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa kecuali lafadz ”Selamat menempuh hidup baru”.Semoga sanggup meraih Rahmat, Maghfiroh, dan di bebaskan dari api nerakaNya.Allahumma Amin.
Islam sebagai Agama ”Rohmatal lil `alamin”, menawarkan suport yang berpengaruh kepada pemeluknya, supaya senantiasa membangun interaksi sosial terhadap sesama.Yaitu interaksi yang di dasari rasa kasih sayang, persaudaraan, persahabatan, saling menghormati dan menghargai, tolong menolong meringankan beban, dan saling menasehati dalam mengingatkan keimanan dan ketakwaan.Sebagaimana fiman Allah dalam Al-Qur`an :
”Tolong menolonglah kau dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”.
Bulan Ramadhan ialah momen yang sempurna untuk melatih dan mengembalikan kesadaran diri, kembali kepada fitrah insan yang sensitif dan peka terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.Dengan demikian ia akan senantiasa introspeksi diri serta sanggup memproklamirkan diri bahwa ”saya hanyalah hamba Allah” dengan penuh ketawadhuan.Sehingga ia akan terhindar dari sifat takabur yang selalu menyampaikan ”saya adalah” kolam satria kesiangan dengan penuh keangkuhan dan kesombongan.Na`udzubillah min dzalik tsumma na`dzubillah.
Bulan Ramadhan ialah bulan yang mengajarkan nilai-nilai ibadah, shingga terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dancinta kepada manusia.Demikian juga nialai-nilai ibadah puasa tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin erat kepada Allah SWT, tetapi juga semakin erat kepada sesamanya.
Mengingat dan mencicipi penderitaan orang lain, menyerupai lapar dan dahaga, merupakan pengalaman kepada kita, bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain.Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan hanya sesaat dan akan segera berakhir manakala waktu maghrib telah tiba, sementara penderitaan orang lain entah hingga kapan akan berakhir.
Dari sinilah, mestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya, yang hingga sekarang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan.Puasa merupakan tradisi keagamaan yang mempunyai makna universal harus kita jadikan energi konkret bagi menguatnya pemahaman multikultural yang dimotifasi nilai-nilai Robbaniyyah (keTuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan).
Oleh alasannya ialah itu, sebagai simbol rasa solidaritas antar sesama, sanggup kita manifestasikan dalam bentuk infaq, shadaqoh, zakat fitrah, zakat mal dan lain-lainnya.Dalam skala harian, solidaritas sanggup kita wujudkan seperti: memberi makanan dan minuman untuk berbuka puasa kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Barang siapa yang menciptakan kenyang orang-orang yang berpuasa, Allah SWT akan memberinya minum dari telagaku, yang apabila ia minum satu kali saja dari minuman tersebut, ia tidak akan kehausan hingga masuk surga.”
Menunaikan zakat pada bulan Ramadhan, selain sanggup menyempurnakan ibadah puasa, juga sanggup membantu meringankan beban sesama, dan merupakan sarana pembersih harta yang kita miliki, yang pada hakekatnya milik Allah SWT, yang kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun siap di kembalikan kepada sang pemiliknya,yaitu Allah SWT.
Makin sering seseorang beribadah bersama, maka ia akan semakin mengenal siapa saja yang ada di sekitarnya, kemudian ia akan semakin tahu apa yang di butuhkan orang-orang yang ada di sekelilingnya, kesannya akan tumbuh benih-benih kepekaan sosial, serta mempunyai rasa ingin mengembangkan rasa, dan terciptalah kebersamaan ukhwah Islamiyah yang kokoh.Nilai-nilai mulia itu sanggup kita raih dari kemulyaan bulan suci Ramadhan.
Semoga kita semua sanggup menjalankan ibadah puasa dan sanggup meraih hakikat puasa Romadhan kali ini dengan penuh hikmad dan kesabaran, serta sanggup menanamkan nilai-nilai Romadhan dalam kehidupan sehari-hari.Amin Ya Robbal `Alamin.
Demikian pidato yang sanggup saya uraikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon ma`af atas segala kekurangan.
Advertisement